Sabtu, 07 Februari 2015

asal deh



gatsuartinya bulan, biasanya digunakan untuk membentuk kata atau kalimat yang menyatakan suatu bulan. Contoh ni gatsu 二月yang artinya bulan februari, san gatsu 三月yang artinya maret dan seterusnya. Jika kita hendak membuat kalimat bulan dalam bahasa jepang kita tinggal menambahkan partikel gatsu dibelakang angka jepang. Sudah ngerti kah?...
kalian udah pada tahu kan angka-angka jepang?... kalo yang belum tahu nih ane kasih tahu. Simak baik-baik yah.
Ichi artinya satu, ni artinya dua, san artinya tiga, yon atau shi artinya empat, go artinya lima, roku artinya enam, sichi artinya tujuh, hachi artinya delapan, ku atau kyuu artinya Sembilan dan juu artinya sepuluh.
Ka getsu ヶ月sebenarnya partikel ini juga bisa dipakai buat menyatakan bulan, tapi beda hal nya seperti gatsu diatas ya sobat, nih contohnya 五ヶ月 dibacanya go ka getsu yang artinya lima bulan. Eits beda yah gan antara bulan mei sama lima bulan, misalnya aja di Indonesia juga kalo ada ibu-ibu hamil ada yang nanya “eh jeng udah berapa bulan?” “baru lima bulan jeng” so, beda kan antara lima bulan dengan bulan mei?...
Di atas udah dijelasin angka jepang dari satu sampe sepuluh, dan gimana angka sebelas dan seterusnya?... gampang saja, kalo agan-agan mau buat angka sebelas atau dua belas dan seterusnya kalian tinggal gabungin aja partikel angka sepuluh bahasa jepang (juu) dengan partikel angka satu atau dua. Contoh ane mau bikin angka dua belas dalam bahasa jepang 十二 dibaca juu ni, gampang kan?... dan gimana kalo mau bikin angka puluhan dalam bahasa jepang, contohnya ane mau bikin angka dua puluh dalam bahasa jepang, maka gampang saja. Ane hanya membutuhkan partikel angka dua (ni) dan partikel angka sepuluh (juu) sehingga jadilah (ni juu=dua puluh) 二十. Satu lagi, kalo hendak menulis bulan November atau desember dalam dalam bahasa jepang kalian hanya butuh partakel juu dan diletakan dipaling depan kemudian di ikuti dengan angka satu atau dua dan di tambah dengan partikel gatsu di belakangnya. Selesai.
Oke, sekian dulu yah artikel hari ini, insyaAllah kapan-kapan dilanjut lagi, semoga bermanfaat dan kalo ada yang salah mohon di maafkan yah karna sebenarnya ane juga masih belajar bahasa jepang. xixixi

cerita ku



Masih teringat jelas masa-masa SMA dulu, awal cerita dibuka oleh pengumuman kelulusan sewaktu SMP, semasa SMP juga pernah terjadi cerita-cerita yang lucu dan menggemaskan juga menyedihkan ada juga cerita cinta yang bertepuk sebelah tangan, menyedihkan memang, tapi sekarang hanya tinggal sebuah cerita yang untuk dikenang bukan untuk ditangisi.
Entah kenapa nilai ujian nasionalku waktu itu kecil sehingga aku tidak bisa masuk sekolah SMA favoritku dulu. Aku berpisah dengan teman-teman dekatku sewaktu SMP, waktu awal kujalani hari-hari tanpa mereka begitu amat asing dan membosankan, tapi lambat laun aku pun menemkan pengganti mereka.
Sewaktu MOS, tak ada cerita yang spesial sebenarnnya, hanya karna dulu aku terlalu begitu cupu dan pendiam sehingga aku tak memiliki banyak pengalaman MOS yang mengasyikan, aku berkenalan dengan diah teman satu sangga semasa MOS (masa orientasi siswa) hanya karna dia meminjam tip x padaku dan kemudian kita saling menanyakan nama dan asal sekolah.
Malamnya aku mengikuti kegiatan MOP, kegiatannya seperti mengelilingi api unggun dengan menyanyikan masing-masing yel-yel yang kami miliki per sangga setelah itu pensi (pentas seni) ada yang menyanyi, ada yang main alat musik, ada yang berpantun, ada yang dance dan masih banyak yang lainnya.
            Setelah jam 00.00 WIB para peserta mop dipersilahkan tidur , disana aku tidak bisa tidur karena banyak nyamuk dan lampu yang dimatikan, padalah aku takut kegelapan, dan ada satu suara yang begitu amat mengganggu waktu itu, seperti suara dengkuran yang amat dahsyat, aku berusaha mencari sumber suara itu tapi sayang aku tidak bisa lihat wajah seseorang yang memiliki dengkuran merdu itu.
            Tak terasa waktu cepat begitu berlalu, setelah jam 03.00 WIB kami kembali dibangunkan untuk melakukan kegiatan MOP berikutnya. Tapi sebelum melakukan kegiatan yang melelahkan itu, kami disughkan secangkir wedang bandrek untuk menghangatkan badan karena cuaca yang masih malam dan dingin.
            Regu sangga kami adalah regu yang paling akhir, kami berada pada urutan ke 12 sehingga kami harus sekuat tenaga untuk menyusul sangga-sangga lainnya yang telah lebih dulu berjalan.
            Dalam perjalanan ada beberapa petunjuk seperti tanda arah yang dibuat oleh panitia, atau lilin-lilin dan lain-lain. Kami harus melewati beberapa pekarangan rumah warga sekitar, gang-gang yang sempit, kebun-kebun dan sawah-sawah.
Ditengah perjalanan kami melewati kuburan, disana paniti menakut-nakuti peserta MOP dengan menjadi pocong-pocongan dan kuntilanak, tak jarang dari peserta MOP ada yang pingsan, menangis histeris atau ada juga yang tidak bisa lari karena saking tautnya.
Tapi itu semua tidak terjadi padaku, aku sudah tahu bahwa dalam setiap kegiatan seperti ini pasti ada yang menjebak dan menakt-nakuti sehingga aku menarik kesimplan bahwa orang-orang yang pingsan dan menangis histeris itu adalah orang lebay.
Setelah kami melewati semua itu, pada rintangan terakhir, kami disuruh panitia untuk mencebur ke danau dan kemudian suruh meminum air danau itu, karena kepaksa akhirnya aku meminumnya juga. Tapi banyak dari peserta MOP lainnya hanya berpura-pura meminumnya, menurutku ini adalah tindakan yang paling bodoh yang pernah aku lakukan.
Singkat cerita, akhirnya kegiatan MOP akan berakhir, dengan ditandakan sebuah apel (upacara) dan setelah itu ada pengumuman sangga yang menang dalam kegiatan MOP tersebut. Sebenarnnya kami tidak memiliki harapan untuk mendapatkan kemenangan, karena kami sadar disangga kami tidak ada yang pintar dan mahir membuat yel-yel ataupun yang lainnya.
Tetapi tak disangka, sangga kami meraih juara pertama pada MOP itu, dan kami semua dipersilahkan untuk maju dan menyanyikan yel-yel yang kami buat, tetapi pada saat itu terjadi sebuah kegaringan yang amat sangat karena kami maju kedepan hanya untuk berdiam diri saja dan menerima piala yang berbentuk seperti tunas kelapa itu tanpa menyanyikan yel-yel sepatah kata pun.
Sore itu ayahku telah menungguku di depan gerbang sekolah, diperjalanan pulang aku menceritakan kejadian sewaktu MOP, sebenarnya aku sangat bahagia karena mendapatkan juara perama karena seumur hidupku aku belum pernah mendapatkan juara pertama dan menerima piala. Sesampainya dirumahpun aku masih saja menceritakan tentang kemenangan kelompok MOPku, entahlah apa yang didengar oleh ayah dan ibuku mungkin mereka hanya pura-pura mendengarkan ku saja.
BERSAMBUNG...

hai hujan?...



Hai hujan?...

Sebenernya aku benci banget sama hujan, entah kenapa aku selalu merasa takut kalo mulai turun hujan. Padahal banyak sekali memori-memori yang tertinggal bersama hujan. Dulu sewaktu aku kecil aku sangat suka kalo cuaca mulai mendung dan akhirnya turun hujan. Saat hujan aku dan teman-teman suka main air sambil berlari hujan-hujanan padahal ayah dan ibu sering memarahiku kalau aku nekat main air hujan, tapi semua itu gak bikin  aku kapok justru hari-hariku sangat bahagia dibawah turunnya air hujan.
Karna saat itu musim hujan dan jalanan pun becek dan banyak genangan lumut dan air hujan aku terpeleset jatuh tapi kejadian itu juga gak bisa membuat aku benci dengan musim hujan. Bagi anak kecil di negara tropis seperti indonesia musim hujan merupakan musim yang sangat menyenangkan.
Disamping rumahku waktu dulu ada pohon jambu dan beberapa tumbuh bunga-bunga liar yang indah, waktu musim hujan disana sering terbentuk genangan-genangan air yang lumayan lebar. Tak ingin aku lewatkan momen itu aku suka meminta ayah untuk membuatkanku perahu kertas lalu aku letakan perahu kertas itu diatas genangan air dan imajinasiku mulai berjalan. Genangan air itu adalah sebuah danau dan perahu kertas itu adalah sebuah perahu nelayan yang sedang mencari ikan.
Sewaktu sore tiba dan langitpun mulai cerah ibu memandikanku, sebelum aku mandi aku mengumpulkan bunga-bunga liar yang tumbuh didekat genagan air tersebut dan pada saat aku mandi bunga-bunga liar itu aku letakan didalam bak mandiku, dan akupun berimajinasi lagi, layaknya putri dari kerajaan yang sedang mandi didalam kumpulan bunga-bunga mawar, akupun jadi semakin semangat untuk mandi dan akhirnya aku tidak mau berhenti mandi dan ibupun kembali memaksaku.
Keesokan paginya aku bermain kembali bersama kakaku yang 9tahun lebih tua dariku, tas mainan, uang-uangan yang terbuat dari sobekan kertas, dan high heels yang terbuat dari pecahan-pecahan genteng lalu diikat dengan karet supaya terlihat tinggi seperti high heels dan akhirnya kami berpura-pura berbelanja sayuran padahal kami hanya memetik dedaunan dari kebun.
Suatu hari hujan telah membasahi bumi, saat itu aku sedang tidak bergairah untuk bermain air alhasih akupun duduk sambil melihat gemericik air dari balik kaca jendela, ibu membuatkanku teh hangat, lalu temanku datang kerumah dan mengajakku agar ikut bermain dengannya tapi aku menolaknya dan menawarkannya untuk minum teh bersama ku, temanku pun mau dan ketika ia hendak meminum tehku dia tak sengaja menarik taplak meja dan alhasil teh hangatku pun terjatih dan gelasnya juga pecah. Tanpa pikir panjang temanku pun pergi meninggalkanku dan akhirnya ibu memarahiku padahal aku sudah berusaha mengatakan yang sebenarnya tapi ibu tidak percaya.
Kisah yang lainnya juga datang dari musim hujan berikutnya, saat itu aku dan teman-teman sedang bermain di kebun pisang belakang rumahku, kali ini aku bermain dengan anak laki-laki yang umurnya 2-3 tahun lebih tua dariku sebut saja ia rizki, dia berusaha mengeluarkan air yang ada dalam batang pohon pisang dengan cara menusuk-nusuknya dengan sebuah batang kayu yang telah diruncingkan ujungnya. Dan akhirnya rencananya pun berhasil mulus, sejak saat itu aku baru tahu kalo didalam batang pohon pisang terdapat air didalamnya.
Kejadiannya tidak sampai disitu, dulu ketika aku kecil aku suka BAB dikebun tepatnya sama dikebun pisang belakang rumah bersama teman-teman, kami berbaris dan merentangkan tangan katanya “kalau tangannya kena satu sama lain nanti matinya bareng” tapi kini aku tahu bahwa itu adalah mitos anak-anak jaman dulu yang BABnya masih dikebun. Alkisah ada seekor ulat bulu ditempat kami BAB tersebut, dan akhirnya kami pun semua terkena gatal-gatal, maklumlah saat itu sedang musim penghujan hewan-hewan seperti itu akan semakin banyak dijumpai karna keadaan cuaca yang lembap.
Berhubung aku tinggal dikampung, semasa kecil khususnya sewaktu musim hujan hari-hariku dihabiskan untuk bermain disawah untuk mencari jamur padi, yah namanya juga anak kecil entah untuk apa jamur itu, tapi kalo aku dapat banyak ibu pasti memasakannnya untuku. Sungguh mengasyikan pagi-pagi disaat cuaca masih segar kami bermain mengelilingi sawah melompati sungai kecil untuk mengairi sawah para petani dan bermain bergembira disana, sungguh saat-saat itu tak akan pernah bisa kulupakan.
Aku masih ingat saat itu aku suka ikut dengan ibuku untuk mengambil air dari kampung sebrang, kami harus melewati sawah untuk sampai pada tujuan, kalo ibu sudah lelah kami berhenti sejenak diatas bukit kecil yang ada ditengah sawah, dibukit itu juga ada pohon kecil dan kami suka berteduh dibawah pohon itu setelah itu barulah kita melanjutkan perjalanan pulang. Pohon dan bukit kecil itu hingga kini masih tegak dan kokoh dikelilingi sawah dan padi yang menghijau, namun pohon itu sekarang terlihat amat tua, pohon itu adalah saksi bisu tempat bermainku bersama ibuku.
Ketika aku pulang sekolah, saat itu hujan turun begitu derasnya, aku dan teman-teman pulang dengan mencangking sepatu dan kaos kaki dan berjalan menuruti rel kereta api, maklumlah belakang gedung sekolahku adalah rel kereta api jadi setiap aku pergi maupun pulang sekolah aku selalu melewati rel kereta api tersebut bersama teman-teman, dengan berjalan diatas rel sambil merentangkan tangan atau kadang-kadang saling berpegangan tangan supaya keseimbangan tetap terjaga sangat berharganya persahabatan waktu itu. Lanjut cerita hujan telah membanjiri setengah perjalalannku, tapi aku dan teman-teman sangat gembira dengan hal itu, karena kami bisa bermain air dan sengaja hujan-hujanan.
Kisah yang lainnya ketika aku dan kawan-kawan sedang berjalan menuju sekolah dengan melewati jalan kasayangan kami yaitu rel kereta api, tak disangka ada seseorang yang membuang boneka yang rupanya amat menyeramkan seperti boneka chaki. Berhubung waktu itu sedang tenar-tenarnya film chaki akhirnya anak-anak laki-laki menakut nakuti kami bahwa itu adalah boneka chaki dan akhirnya aku dan kawan-kawan berlari terbirit-birit di rel kereta api, saat itu untuk beberapa hari aku tidak pergi kesekolah dari jalan rel kereta api tersebut.
Dikampung sebelah ada seseorang yang memiliki empang, saat itu musim hujuan dan empangnya meluap dan akhirnya ikan-ikan yang ada didalam empang tersebut dikabarkan keluar dan mendarat di sawah-sawah, mendengar kabar itu aku sebagai anak kecil yang aktif mengajak ayahku untuk menangkap ikan tersebut, ayahku tak habis menolak keinginanku, akhirnya aku dan ayah pergi ke sawah dan mencari ikan. Saat itu bukan kami saja yang mencoba peruntungan untuk menangkap ika, tapi disana aku bertemu dengan teman sekolahku dan mencari ikan bersama-sama. Ayahku hanya mengawasiku dari kejauhan sambil berbincang-bincang dengan orang tua lainnya. Hari sudah mulai gelap tapi tak satupun ikan yang kudapat, tapi tak apa setidaknya keseruan dan kegembiraan telah aku dapatkan saat momen itu.
Itulah keseruan dimusim hujan, sebenarnya masih banyak memori-memori yang terukir pada musim hujan namun tak mungkin rasanya aku menceritakan semuanya karna terlalu banyak dan panjangnya kisah-kisah yang lucu, seru dan menggelitikan itu.

arti sebuah kehidupan versi gue



Apalah artinya sebuah kehidupan?
Satu pertanyaan tersebut belum juga ku temukan jawabannya, butuh waktu panjang sampai bertahun tahun lamanya, bahkan ada juga seseorang yang baru mendapatkan jawaban dari sebuah pertanyaan tersebut ketika sudah tua renta, atau ada juga seseorang yang tidak sempat mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut.
            Aku adalah seorang anak remaja, yang biasanya kebanyakan dari anak seumuran seperti saya hanya menghabiskan masa remajanya dengan berpacaran, hunting dengan best friends, galau karena putus cinta dan patah hati, sering juga bermusuhan dengan teman karen sesuatu.
            Semua itu pernah terjadi pada masa remaja ku, sungguh masa-masa itu adalah masa yang sangat berharga dalam hidup, merasakan jatuh cinta, putus cinta, ingin disayang dan diperhatikan, jalan-jalan dengan teman-teman sungguh momen itu tak bisa terlupakan.
            Tapi terkadang juga saya selalu merasa bingung dan gelisah ketika sebuah pertanyaan tentang hidup tersebut datang menghantui pikirannku. Telah ku bertanya pada sahabat-sahabat, dan orang-orang tapi tak ada satupun yang dapat menjawab pertanyaan sepele itu.
            Akhirnya suatu saat aku tahu rahasia jawaban dari pertanyaan tersebut, hanya diri sendirilah yang suatu saat akan mengerti tentang jawaban dari satu pertanyaan itu, dengan dilalui dari sebuah perjuangan hidup yang ikhlas dan sabar, penuh pengorbanan dan kasih sayang kepada Sang Pencipta, orang tua, dan lingkungan.
            Semora Allah menunjukan jalannya yang terbaik dan segera memberikan jawaban dari sebuah pertanyaan tersebut. Amien allahuma amin.