Rabu, 27 Agustus 2014

dear dairy by eni anidayanti



Untuk yang terkasih
ketika itu ku melihat mu untuk yang pertama kalinya, rasanya aku tak ingin memalingkan pandanganku kearah mu, senyuman itu slalu menghantui dalam setiap hembusan nafasku, kerlingan matamu bak berlian yang berbinar slalu menyinari jiwa ku yang kelam. Kata kata yang terlontar dari bibir mu yang merah merona bagaikan sekuntum bunga mawar yang mereka masih terngiang dalam memoriku. jika waktu dapat terulang kembali, aku menginginkan waktu besamamu dapat aku temukan kembali dalam setiap waktu hidupku.
Rasa pilu menyayat hati ketika pada saat itu aku tahu bahwa kenyataan kau pergi jauh meninggalkuanku, kasih rasanya baru kemarin kita bercengkrama ria, tertawa bahagia bersama, terkadang ada luka yang menyertai, tapi tak ada satupun kekecewaan dalam hidupku karna mengenalmu, aku hanya kecewa kepada waktu yang memisahkan kita, kasih kenapa ada perpisahan setelah kebahagiaan, setelah manis kurasakan kini harus ku telan pahitnya yang melebihi empedu.
Hatiku kini telah hancur tak berkeping, akankah ku dapatkan seseorang yang sehebat dirimu kasih... selama hidupku, hanya dirimu yang aku cinta, tak ada yang lainnya. Kau yang mengasihi tanpa syarat, kau yang memberikan kebahagiaan tanpa imbalan, kau yang mencintaiku dengan tulus, akankah aku bisa berpaling dari mu duhai kekasih ku...
Cinta yang pergi akan membekas dalam hati, dan membuat jiwa yang ditinggalkannya menjadi hancur, lemah tak berdaya untuk bertahan hidup dalam kesedihan yang dirasakannya, cintanya menjadikan jiwaku kuat, cintanya juga alasan mengapa aku dapat bertahan sejauh ini. Tuhan akankah aku dapat menjalani hidup tanpa cintanya... kau yang memberiku cinta tapi kau juga yang mengambil cintanya dariku. cinta memberi kebahagiaan dalam jiwa, tapi cinta juga akan menjadi kedukaan yang mendalam ketika kita tahu bahwa cinta akan pergi jauh meninggalkan kekasihnya seorang diri. cintaku hanya untukmu sorang.

Salam rindu
Eni anidayanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar