Masih teringat
jelas masa-masa SMA dulu, awal cerita dibuka oleh pengumuman kelulusan sewaktu
SMP, semasa SMP juga pernah terjadi cerita-cerita yang lucu dan menggemaskan
juga menyedihkan ada juga cerita cinta yang bertepuk sebelah tangan,
menyedihkan memang, tapi sekarang hanya tinggal sebuah cerita yang untuk
dikenang bukan untuk ditangisi.
Entah kenapa
nilai ujian nasionalku waktu itu kecil sehingga aku tidak bisa masuk sekolah
SMA favoritku dulu. Aku berpisah dengan teman-teman dekatku sewaktu SMP, waktu
awal kujalani hari-hari tanpa mereka begitu amat asing dan membosankan, tapi
lambat laun aku pun menemkan pengganti mereka.
Sewaktu MOS,
tak ada cerita yang spesial sebenarnnya, hanya karna dulu aku terlalu begitu
cupu dan pendiam sehingga aku tak memiliki banyak pengalaman MOS yang
mengasyikan, aku berkenalan dengan diah teman satu sangga semasa MOS (masa
orientasi siswa) hanya karna dia meminjam tip x padaku dan kemudian kita saling
menanyakan nama dan asal sekolah.
Malamnya aku
mengikuti kegiatan MOP, kegiatannya seperti mengelilingi api unggun dengan
menyanyikan masing-masing yel-yel yang kami miliki per sangga setelah itu pensi
(pentas seni) ada yang menyanyi, ada yang main alat musik, ada yang berpantun,
ada yang dance dan masih banyak yang lainnya.
Setelah
jam 00.00 WIB para peserta mop dipersilahkan tidur , disana aku tidak bisa
tidur karena banyak nyamuk dan lampu yang dimatikan, padalah aku takut
kegelapan, dan ada satu suara yang begitu amat mengganggu waktu itu, seperti
suara dengkuran yang amat dahsyat, aku berusaha mencari sumber suara itu tapi
sayang aku tidak bisa lihat wajah seseorang yang memiliki dengkuran merdu itu.
Tak
terasa waktu cepat begitu berlalu, setelah jam 03.00 WIB kami kembali
dibangunkan untuk melakukan kegiatan MOP berikutnya. Tapi sebelum melakukan
kegiatan yang melelahkan itu, kami disughkan secangkir wedang bandrek untuk
menghangatkan badan karena cuaca yang masih malam dan dingin.
Regu
sangga kami adalah regu yang paling akhir, kami berada pada urutan ke 12
sehingga kami harus sekuat tenaga untuk menyusul sangga-sangga lainnya yang
telah lebih dulu berjalan.
Dalam
perjalanan ada beberapa petunjuk seperti tanda arah yang dibuat oleh panitia,
atau lilin-lilin dan lain-lain. Kami harus melewati beberapa pekarangan rumah
warga sekitar, gang-gang yang sempit, kebun-kebun dan sawah-sawah.
Ditengah
perjalanan kami melewati kuburan, disana paniti menakut-nakuti peserta MOP
dengan menjadi pocong-pocongan dan kuntilanak, tak jarang dari peserta MOP ada
yang pingsan, menangis histeris atau ada juga yang tidak bisa lari karena
saking tautnya.
Tapi itu semua
tidak terjadi padaku, aku sudah tahu bahwa dalam setiap kegiatan seperti ini
pasti ada yang menjebak dan menakt-nakuti sehingga aku menarik kesimplan bahwa
orang-orang yang pingsan dan menangis histeris itu adalah orang lebay.
Setelah kami
melewati semua itu, pada rintangan terakhir, kami disuruh panitia untuk
mencebur ke danau dan kemudian suruh meminum air danau itu, karena kepaksa
akhirnya aku meminumnya juga. Tapi banyak dari peserta MOP lainnya hanya
berpura-pura meminumnya, menurutku ini adalah tindakan yang paling bodoh yang
pernah aku lakukan.
Singkat cerita,
akhirnya kegiatan MOP akan berakhir, dengan ditandakan sebuah apel (upacara)
dan setelah itu ada pengumuman sangga yang menang dalam kegiatan MOP tersebut.
Sebenarnnya kami tidak memiliki harapan untuk mendapatkan kemenangan, karena
kami sadar disangga kami tidak ada yang pintar dan mahir membuat yel-yel
ataupun yang lainnya.
Tetapi tak
disangka, sangga kami meraih juara pertama pada MOP itu, dan kami semua
dipersilahkan untuk maju dan menyanyikan yel-yel yang kami buat, tetapi pada
saat itu terjadi sebuah kegaringan yang amat sangat karena kami maju kedepan
hanya untuk berdiam diri saja dan menerima piala yang berbentuk seperti tunas
kelapa itu tanpa menyanyikan yel-yel sepatah kata pun.
Sore itu ayahku
telah menungguku di depan gerbang sekolah, diperjalanan pulang aku menceritakan
kejadian sewaktu MOP, sebenarnya aku sangat bahagia karena mendapatkan juara
perama karena seumur hidupku aku belum pernah mendapatkan juara pertama dan
menerima piala. Sesampainya dirumahpun aku masih saja menceritakan tentang
kemenangan kelompok MOPku, entahlah apa yang didengar oleh ayah dan ibuku mungkin
mereka hanya pura-pura mendengarkan ku saja.
BERSAMBUNG...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar