Sabtu, 07 Februari 2015

cerita ku



Masih teringat jelas masa-masa SMA dulu, awal cerita dibuka oleh pengumuman kelulusan sewaktu SMP, semasa SMP juga pernah terjadi cerita-cerita yang lucu dan menggemaskan juga menyedihkan ada juga cerita cinta yang bertepuk sebelah tangan, menyedihkan memang, tapi sekarang hanya tinggal sebuah cerita yang untuk dikenang bukan untuk ditangisi.
Entah kenapa nilai ujian nasionalku waktu itu kecil sehingga aku tidak bisa masuk sekolah SMA favoritku dulu. Aku berpisah dengan teman-teman dekatku sewaktu SMP, waktu awal kujalani hari-hari tanpa mereka begitu amat asing dan membosankan, tapi lambat laun aku pun menemkan pengganti mereka.
Sewaktu MOS, tak ada cerita yang spesial sebenarnnya, hanya karna dulu aku terlalu begitu cupu dan pendiam sehingga aku tak memiliki banyak pengalaman MOS yang mengasyikan, aku berkenalan dengan diah teman satu sangga semasa MOS (masa orientasi siswa) hanya karna dia meminjam tip x padaku dan kemudian kita saling menanyakan nama dan asal sekolah.
Malamnya aku mengikuti kegiatan MOP, kegiatannya seperti mengelilingi api unggun dengan menyanyikan masing-masing yel-yel yang kami miliki per sangga setelah itu pensi (pentas seni) ada yang menyanyi, ada yang main alat musik, ada yang berpantun, ada yang dance dan masih banyak yang lainnya.
            Setelah jam 00.00 WIB para peserta mop dipersilahkan tidur , disana aku tidak bisa tidur karena banyak nyamuk dan lampu yang dimatikan, padalah aku takut kegelapan, dan ada satu suara yang begitu amat mengganggu waktu itu, seperti suara dengkuran yang amat dahsyat, aku berusaha mencari sumber suara itu tapi sayang aku tidak bisa lihat wajah seseorang yang memiliki dengkuran merdu itu.
            Tak terasa waktu cepat begitu berlalu, setelah jam 03.00 WIB kami kembali dibangunkan untuk melakukan kegiatan MOP berikutnya. Tapi sebelum melakukan kegiatan yang melelahkan itu, kami disughkan secangkir wedang bandrek untuk menghangatkan badan karena cuaca yang masih malam dan dingin.
            Regu sangga kami adalah regu yang paling akhir, kami berada pada urutan ke 12 sehingga kami harus sekuat tenaga untuk menyusul sangga-sangga lainnya yang telah lebih dulu berjalan.
            Dalam perjalanan ada beberapa petunjuk seperti tanda arah yang dibuat oleh panitia, atau lilin-lilin dan lain-lain. Kami harus melewati beberapa pekarangan rumah warga sekitar, gang-gang yang sempit, kebun-kebun dan sawah-sawah.
Ditengah perjalanan kami melewati kuburan, disana paniti menakut-nakuti peserta MOP dengan menjadi pocong-pocongan dan kuntilanak, tak jarang dari peserta MOP ada yang pingsan, menangis histeris atau ada juga yang tidak bisa lari karena saking tautnya.
Tapi itu semua tidak terjadi padaku, aku sudah tahu bahwa dalam setiap kegiatan seperti ini pasti ada yang menjebak dan menakt-nakuti sehingga aku menarik kesimplan bahwa orang-orang yang pingsan dan menangis histeris itu adalah orang lebay.
Setelah kami melewati semua itu, pada rintangan terakhir, kami disuruh panitia untuk mencebur ke danau dan kemudian suruh meminum air danau itu, karena kepaksa akhirnya aku meminumnya juga. Tapi banyak dari peserta MOP lainnya hanya berpura-pura meminumnya, menurutku ini adalah tindakan yang paling bodoh yang pernah aku lakukan.
Singkat cerita, akhirnya kegiatan MOP akan berakhir, dengan ditandakan sebuah apel (upacara) dan setelah itu ada pengumuman sangga yang menang dalam kegiatan MOP tersebut. Sebenarnnya kami tidak memiliki harapan untuk mendapatkan kemenangan, karena kami sadar disangga kami tidak ada yang pintar dan mahir membuat yel-yel ataupun yang lainnya.
Tetapi tak disangka, sangga kami meraih juara pertama pada MOP itu, dan kami semua dipersilahkan untuk maju dan menyanyikan yel-yel yang kami buat, tetapi pada saat itu terjadi sebuah kegaringan yang amat sangat karena kami maju kedepan hanya untuk berdiam diri saja dan menerima piala yang berbentuk seperti tunas kelapa itu tanpa menyanyikan yel-yel sepatah kata pun.
Sore itu ayahku telah menungguku di depan gerbang sekolah, diperjalanan pulang aku menceritakan kejadian sewaktu MOP, sebenarnya aku sangat bahagia karena mendapatkan juara perama karena seumur hidupku aku belum pernah mendapatkan juara pertama dan menerima piala. Sesampainya dirumahpun aku masih saja menceritakan tentang kemenangan kelompok MOPku, entahlah apa yang didengar oleh ayah dan ibuku mungkin mereka hanya pura-pura mendengarkan ku saja.
BERSAMBUNG...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar